Terus Melemah, Rupiah Mencari Titik Keseimbangan Baru

Mata uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews-
Pengakuan Jujur Shin Tae-yong Usai Ernado Ari Gagalkan Penalti Australia
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menilai saat ini rupiah sedang menuju titik keseimbangan baru setelah menembus level Rp10.000 per dolar AS. Permintaan valuta asing yang tinggi dari korporat membuat rupiah melemah sesuai fundamentalnya.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Destry kepada
Kanye West Dilaporkan Akibat Diduga Meninju Pria yang Melecehkan Istrinya, Bianca Censori
VIVAnews , Rabu malam 24 Juli 2013, memprediksi pelemahan rupiah akan semakin dalam karena fundamental rupiah masih sangat berat. "Untuk jangka panjang iya, rupiah kita masih melemah. Tetapi paling tidak tahun depan rupiah akan kembali membaik," katanya.


Destry memaparkan berbagai faktor membuat rupiah melemah. Dua penyebab utama adalah tingginya impor bahan baku yang mencapai 77 persen dari total impor dan repatriasi hasil dividen.


Indonesia, katanya, tidak bisa berharap banyak dengan ketersediaan dolar AS di dalam negeri mengingat kondisi perekonomian global yang belum stabil. Permintaan dolar AS yang tinggi di pasar domestik tidak diimbangi dengan pasokan. BI, katanya, harus bekerja keras untuk menjaga pergerakan nilai tukar.


"Langkah BI mengeluarkan instrumen FX Swap kemarin adalah agar bank-bank juga bisa aktif di dalamnya," paparnya.


Langkah BI yang menaikkan BI Rate dan Fasbi Rate untuk mengendalikan pelemahan rupiah ia nilai sudah tepat. Bahkan, ia meyakini BI akan meningkatkan Fasbi Rate lagi sebesar 50 basis poin untuk memperkuat nilai rupiah.


Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dalam penjelasan tertulis di Jakarta, menegaskan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh tingginya permintaan valas oleh nasabah korporasi dan ritel, termasuk untuk repatriasi dividen.


Agus melihat pergerakan pasar valuta asing semakin bergairah dengan mekanisme pasar yang bekerja lebih baik. BI meminta agar masyarakat dan pelaku pasar tetap tenang.


"BI akan selalu ada di pasar dan tetap melakukan pemantauan secara cermat, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamental perekonomian dengan mekanisme pasar yang berjalan dengan baik," ungkap Agus.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya