Darmin: Tekanan terhadap Rupiah Terus Berlanjut

Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, Jumat 2 Agustus 2013, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah untuk jangka panjang akan terus terjadi.
Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Menurut Darmin, salah satu tekanan pada rupiah adalah defisit neraca transaksi berjalan. Masalah transaksi berjalan itu akibat harga komoditas yang turun, seperti pada komoditas batu bara dan karet.
Menegangkan, Timnas Indonesia U-23 Ditahan 10 Pemain Korea Selatan

"Soal rupiah, karena transaksi berjalan yang bermasalah. Ini terjadi hampir tujuh kuartal," kata Darmin di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta.
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Permasalahan lain, Darmin juga mencermati kenaikan harga pangan, yang menjadi salah satu faktor pendorong tingginya inflasi Juli 2013. "Sekarang, ekspor jatuh, transaksi berjalan defisit, sehingga mau tidak mau harga BBM naik. Tetapi, tekanan ke rupiah terus ada," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia hari ini, rupiah masih bergerak menuju level Rp10.300 per dolar AS. Meski, sedikit menguat di level Rp10.286 dari transaksi sebelumnya di posisi Rp10.288 per dolar AS. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya