Arus Mudik, Konsumsi Premium Kurang dari Target

Pengendara Motor Padati SPBU Hayam Wuruk
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - PT Pertamina menyatakan bahwa konsumsi premium pada puncak arus mudik ternyata tidak sesuai dengan perkiraan. Jumlah bahan bakar minyak (BBM) yang dikonsumsi pada Minggu 4 Agustus 2013, hanya kurang beberapa ribu kiloliter (KL) dari yang ditargetkan.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

"Kami memprediksikan kemarin, Minggu, harusnya berada di atas 100 ribu KL. Tetapi, kenyataannya hanya 97 ribu kiloliter," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Ali Mundakir, di Jakarta, Senin 5 Agustus 2013.
Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Ali mengatakan bahwa berkurangnya jumlah premium yang dikonsumsi kendaraan saat puncak arus mudik ini, karena pengaruh kenaikan harga BBM terhadap masyarakat. Mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

"Mungkin ada dampak kenaikan harga BBM dan tidak seheboh tahun lalu angkanya. Angka premium ini masih normal," ujar dia.

Namun, Ali mencatat bahwa ada kenaikan penjualan pertamax yang terjadi saat arus mudik. "Lumayan, kenaikan konsumsi pertamax sampai 50 persen. Mobil yang bagus-bagus sudah menggunakan pertamax," kata dia.

Sementara itu, Pertamina memperkirakan arus balik Lebaran akan jatuh pada H+1 dan H+2 Lebaran, yaitu pada 10-11 Agustus 2013 dengan asumsi tanggal 12 Agustus 2013 adalah hari pertama karyawan masuk kerja kembali.

"Lebaran jatuh pada Kamis dan Jumat (8-9 Agustus 2013) dan Sabtu-Minggu (10-12 Agustus 2013) libur. Padahal, tanggal 12 Agustus 2013 karyawan masuk. Jadi, kami memprediksikan H+1 atau hari Sabtu sebagai hari puncak, hari paling krusial. Setelah hari H (Lebaran) dan H+1, kami memenuhi semua SPBU," tutur Ali.

Mengenai hal itu, Pertamina tidak akan memperlakukan waktu baliknya para pemudik ke ibu kota ini, dengan kuota BBM yang lebih banyak daripada waktu mudik.

"Kami memperlakukan sama dengan arus mudik. Kami tetap menjaga stok agar tidak boleh kurang dari delapan hari kebutuhan nasional atau 107 ribu kiloliter," kata dia. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya