Bunga Kering dari Batok Kelapa Hasilkan Nilai Jual

Mahasiswi Pengrajin Bunga Kering dari Batok
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita
VIVAnews - Kreativitas Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta mengubah batok kelapa menjadi bunga kering. Mereka adalah Lely Suci Rahmawati, Hesti Sulistyani, dan Maryanto dari jurusan pendidikan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UN Y.
Otorita IKN Dukung Pengembangan Ekosistem Startup di IKN

Mereka menghadirkan inovasi pemanfaatan serabut, kopeng, dan batok kelapa menjadi bunga kering sebagai salah satu solusi dalam menciptakan nilai jual. Sebab, serabut, kopeng, dan batok kepala yang tadinya menjadi sampah bisa menopang perekonomian melalui industri.
29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Menurut Lely, produk kreatif berupa bunga kering dari serabut, kopeng, dan batok kelapa tersebut dapat dijadikan alternatif hiasan yang cantik dan menarik untuk ruangan.
Kronologi Pengeroyokan 4 Pria di Depan Polres Jakpus yang Dipicu Pemukulan Terhadap Anggota TNI

"Selain itu, produk ini dapat mengangkat potensi sumber daya alam yang belum optimal dimanfaatkan dan menjadi unit usaha berkelanjutan sebagai
modal dasar dalam berwirausaha," kata dia, Kamis 15 Agustus 2013.

Ditambahkan Hesti Sulistyani bahwa serabut, kopeng, dan batok kelapa mudah didapat. Bahkan, cenderung melimpah dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Dan, dengan modal investasi yang tidak terlalu besar, dapat diusahakan sebagai usaha sampingan maupun ditekuni sebagai mata pencaharian pokok.

Cara membuatnya pun cukup sederhana. Langkah awal adalah membuat pola seperti pola mahkota bunga untuk batok kelapa menggunakan pensil, penghapus, dan kertas karton. Kemudian, batok kelapa dipotong batok kelapa akan sesuai dengan pola menggunakan gergaji besi lalu dihaluskan menggunakan amplas.

"Lubangi pada bagian ujung batok kelapa menggunakan solder, lalu batok-batok kelapa dikaitkan menggunakan benang dan lem menjadi mahkota bunga dan dipernis," jelasnya.

Lalu, lanjut Hesti, pisahkan serabut kelapa dengan kulitnya dengan cara dipukul-pukul menggunakan martil dan dipisahkan menggunakan pisau, kemudian dibentuk menjadi kelopak-kelopak bunga kemudian dikaitkan-kaitkan menggunakan benang dan disatukan menjadi mahkota bunga.

Langkah selanjutnya, balut kawat menggunakan pelepah pisang yang sudah kering sebagai batang dengan melekatkannya menggunakan lem lalu satukan kopeng dan mahkota bunga yang sudah dibuat dengan kawat tersebut. 

Putik bunga dibuat dari biji salak yang dibalut dengan lem dan ditaburi pasir putih, namun putik bunga juga dapat dibuat dari bunga pinus sebagai variasi jenis bunganya.

"Tahap terakhir, menyatukan putik dengan kawat yang dibalut pelepah pisang yang sudah dibuat, dan bunga kering siap dipasarkan," ujarnya. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya