Anindya Bakrie: UKM Harus Manfaatkan Pelemahan Rupiah

Anindya Novyan Bakrie di Acara Apec
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya N. Bakrie, meminta 2013) sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus bisa memanfaatkan tekanan pelemahan nilai tukar rupiah yang kini tengah dihadapi perekonomian Indonesia.
Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

Dalam kuliah Umum di hadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Indonesia, Kamis 22 Agustus 2013, Anindya menjelaskan pelemahan rupiah di satu sisi memang memberatkan namun sektor UKM diharapkan mampu mencari celah peluang untuk memanfaatkan situasi berat ini.
Makin Naik Daun, Brand Lokal Produk Kecantikan Kian Diminati


Ia menjelaskan, sektor UKM dituntut lebih profesional dan agresif untuk membuka pasar ekspor, sekaligus kreatif memanfaatkan sumber daya lokal untuk mensiasati kenaikan harga bahan baku impor. Sementara itu Pemerintah juga diharapkan dapat segera mengeluarkan kebijakan yang kondusif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Jika dipandang perlu, pemerintah bisa memberikan stimulus yang mendorong sektor UKM melakukan ekspor.


“Ada dilema dari pelemahan rupiah. Namun, di balik tekanan ini sektor UKM harus bisa mencari solusi. Jadikan tantangan sebagai peluang yang bisa memperbesar skala usaha. Inilah dinamika menarik yang dimiliki seorang pengusaha,” katanya.


Meskipun terjadi pelemahan nilai rupiah sebenarnya keadaan ekonomi Indonesia saat ini bisa dibilang sangat baik. Bahkan majalah ekonomi terkemuka
The Economist
pada November 2012 lalu menulis Indonesia merupakan satu dari hanya tiga negara yang pencatat pertumbuhan stabil (
steadier growth rate
).


World Investment Report
2012 juta menempatkan Indonesia berada di urutan ke empat sebagai negara paling prospektif untuk berivestasi. Hal itu menjelaskan mengapa investasi asing dan domestik tumbuh dan mengalir deras ke Indonesia.


Namun, Anindya juga mengingatkan situasi ekonomi dunia dapat membahayakan pencapaian ekonomi Indonesia, di antaranya terus melemahnya neraca perdagangan ekspor-impor. Defisitnya neraca perdagangan beresiko melemahnya nilai tukar rupiah. "Terbukti nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif dan telah menembus angka psikologis Rp10 ribu dalam beberapa minggu terakhir," katanya.


Mahasiswa, ujar Anindya, harus memiliki tanggung jawab agar di masa depan keadaan tidak menjadi lebih buruk. Mahasiswa adalah bagian elit masyarakat yang beruntung bisa mengenyam pendidikan tinggi, karena itu keputusan untuk menjadi pengusaha merupakan bagian dari tanggung jawab menghadapi tantangan tersebut.


Untuk itu, ia meminta para mahasiswa yang saat ini lebih tertarik terjun ke dunia politik untuk lebih melirik dunia usaha, sebagai
entrepreneur.
Padahal, keberhasilan Indonesia ditentukan oleh keberhasilan generasi muda. Untuk itu, mahasiswa harus mempunyai pandangan jauh untuk berkontribusi sebagai pengusaha.


"Mahasiswa lebih berat ke politik dan sangat sedikit kegiatan yang berkaitan dengan tumbuhnya minat kewirausahaan. Dalam kesempatan ini, saya mencoba untuk menularkan 'virus' agar para mahasiswa lebih melirik dunia usaha, sebagai
entepreneur
dan tidak hanya dunia politik," kata Presiden Komisaris VIVA Group ini.


Anindya menegaskan untuk menjadi pengusaha dibutuhkan integritas, mau bekerja keras, kreatif serta inovatif. Faktor lainnya yang tak kalah penting adalah berani gagal. “Seorang  yang tak pernah gagal, berarti dia tak pernah belajar,” ujarnya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya