Rupee dan Rupiah Pimpin Pelemahan Mata Uang Asia

Mata uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Rupee India melemah dan menuju rekor terendahnya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat. Pelemahan ini memimpin terkoreksinya mata uang Asia yang juga bercokol di posisi terendah.
Prediksi Liga Arab Saudi: Al Nassr vs Al Fayha

Kekhawatiran mengenai kemungkinan adanya aksi militer Amerika Serikat terhadap Suriah, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu 28 Agustus 2013, menjadi sentimen negatif.
3 Penyanyi Beragama Muslim yang Menyukai Lagu Rohani Nonis, Siapa Saja?

Selain itu, rupee turun setelah majelis rendah di parlemen India menyetujui rencana penyediaan dana hampir US$20 miliar untuk penyediaan gandum murah bagi orang miskin. 
Indonesia Jadi Anggota Penuh Satgas Aksi Keuangan di FATF, Ini Tujuannya

Mata uang rupiah juga melemah dan mencapai level terendah dalam empat tahun terakhir, seiring mengingkatnya permintaan dolar AS oleh korporasi.

Ringgit Malaysia pun menyentuh posisi terendah lebih dari tiga tahun terakhir, karena maraknya aksi jual pelaku pasar asing.

Sementara itu, baht Thailand, mencapai level terendah selama tiga tahun terakhir, akibat adanya arus keluar modal dari negara tersebut. Peso Filipina juga jatuh ke level terendahnya pada lebih dari dua setengah tahun terakhir, terpicu anjloknya saham lokal.

"Suriah meningkatkan risiko geopolitik dan nafsu investasi pada produk safe haven seperti emas. Itu akan memberi tekanan pada mata uang Asia,'' kata Jeong, kepala riset Samsung Futures di Seoul.
 
"Beberapa dari mata uang tersebut, seperti rupee dan rupiah tidak mungkin terjadi pemulihan cepat, karena masalahnya bukan karena likuiditas jangka pendek. Meskipun pemerintah sudah melakukan yang terbaik, itu akan memakan waktu lama untuk menstabilkan ekonomi mereka,'' tambah Jeong. 

Seperti diketahui, dua mata uang tersebut, yakni rupee dan rupiah, paling rentan terhadap rencana pengetatan stimulus moneter oleh Federal Reserve awal September nanti. 

Sebab, India dan Indonesia berpeluang mengalami pelebaran defisit neraca, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan membutuhkan ketahanan yang kuat untuk melaksanakan reformasi.

Rupiah melemah 0,6 persen
Di pasar antarbank lokal, tercatat nilai tukar rupiah melemah 0,6 persen ke level Rp10.900 per dolar AS, atau terlemah sejak April 2009. Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga turun hampir tiga persen. 

Pelaku pasar memperkirakan terjadi tekanan lebih lanjut pada rupiah untuk satu bulan ke depan dan berpotensi melemah di posisi Rp11.708 per dolar AS, atau terendah sejak April 2009.

Sementara itu, berdasarkan data transaksi aktual antar bank atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), Rabu pagi ini, rupiah berada di posisi Rp10.950 per dolar AS. Rupiah kembali melemah dibanding sehari sebelumnya di level Rp10.883 per dolar AS. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya