SBY: Hasil Kebijakan Pemerintah Tidak Dapat Dipetik Seketika

SBY pimpin rapat terbatas kabinet bahas RUU Pemda
Sumber :
  • Rumgapres/Abror Rizki
VIVAnews
Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bahwa perlu waktu untuk melihat hasil paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam menanggapi tekanan ekonomi global saat ini. Hasilnya tidak bisa langsung cepat.

Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

Pada pidato pembukaan rapat kabinet terbatas bidang ekonomi yang digelar di kantornya, Kamis 29 Agustus 2013, Presiden menjelaskan kebijakan pemerintah tidak seperti kecambah yang dapat tumbuh seketika saat kacang kedelai dimasukan ke air.
Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans


"Saya sering berseloroh kalau hasilnya cepat masukkan kacang kedeleai, air, dan beberapa jam hasilnya bisa kita petik. Tetapi apa yang kita lakukan ini betul-betul kita lakukan agar hasilnya efektif dan kita rasakan," ujar SBY.


Untuk itu presiden meminta masyarakat, khususnya pasar keuangan, untuk bersabar dam mencermati betul segala upaya pemerintah. Karena setiap saat implementasi paket kebijakan tersebut juga dimonitor dan dievaluasi pemerintah.


"Lazimnya ada satu kurun waktu untuk mendapatkan dampaknya. Tentu yang kami harapkan dampak positif dari semua ini," kata SBY.


Pasar keuangan juga diminta untuk mengawasi implementasi kebijakan pemerintah di lapangan. Sehingga dapat sesuai dengan tujuan pelaksanaannya dan berdampak positif bagi semua pihak.


"Pasar mesti mengerti bahwa kami bekerja dengan sungguh-sungguh, mengikuti apa yang kami lakukan, untuk memastikan apa yang kami lakukan bahwa paket kebijakan itu dijalankan," kata SBY.


Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan empat paket kebijakan untuk menstabilisasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beberapa hari terakhir, terjadi gejolak di pasar uang dan menekan nilai tukar rupiah.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Jumat 23 Agustus 2013, menilai kebijakan pengetatan
quantitative easing
di Amerika Serikat memicu kejatuhan pasar keuangan dan nilai tukar mata uang di beberapa pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Sementara itu, di sisi internal, gejolak pasar keuangan dipicu oleh kekhawatiran memburuknya neraca pembayaran. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya