Alternatif Investasi Saat Rupiah Melemah

Aktivitas di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVAnews
Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berfluktuasi. Kurs referensi Bank Indonesia sempat menunjukkan rupiah menguat tipis pada awal pekan ini.

Bakal Ada Adegan Ranjang Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won di Queen of Tears?

Pada Senin 2 September 2013, berdasarkan data kurs transaksi valuta asing antar bank di pasar domestik, rupiah berada di level Rp10.922 per dolar AS. Rupiah menguat tipis dibanding Jumat pekan lalu di posisi Rp10.924 per dolar AS.
Prediksi Pertandingan Liga 1: Persib Bandung vs Persebaya Surabaya


Sementara itu, hari ini, Selasa 3 September 2013, kurs referensi rupiah berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi Rp10.983 per dolar AS. Rupiah kembali melemah dibanding kemarin di level Rp10.922 per dolar AS.

Lantas, bagaimana pengaruh pelemahan rupiah terhadap arah investasi investor?

 

Executive Vice President, Head of Product Marketing and Services
Commonwealth Bank Indonesia, Rian Kaslan, Selasa 3 September 2013, mengatakan, pelemahan rupiah yang diikuti dengan kejatuhan harga di pasar modal telah menimbulkan kekhawatiran bagi pemodal. Para pemodal perlu memahami bahwa dalam jangka pendek, pasar modal dapat mengalami tingkat volatilitas yang tinggi.

 

"Saat ini, perekonomian kita memang sedang mengalami konsolidasi dan pemerintah Indonesia sedang mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya," kata Rian kepada
VIVAnews.


Menurut Rian, salah satu keputusan yang telah diambil pemerintah adalah dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi impor minyak, sehingga berdampak positif kepada neraca perdagangan.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia masih defisit US$2,31 miliar selama Juli 2013. Defisit tersebut merupakan yang


"Tapi, kami cukup optimistis bahwa dalam jangka panjang, kondisi perekonomian akan lebih baik, demikian juga pasar modal," tuturnya.


Dia menjelaskan, pemodal diharapkan tidak panik dan tetap fokus pada tujuan investasinya. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, menurut dia, investasi pada deposito atau reksa dana pasar uang akan mendapatkan keuntungan tambahan.


"Ini seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate," tuturnya.


Sementara itu, untuk pemodal dengan tujuan jangka menengah dan panjang, dia menambahkan, investasi pada Surat Utang Negara (SUN) atau reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah bisa menjadi alternatif. Karena, instrumen investasi itu memberikan imbal hasil lebih tinggi.


"Pekan lalu, imbal hasil SUN bertenor 10 tahun meningkat menjadi 8,4 persen per tahun," tuturnya.


Imbal hasil ini lebih tinggi dari proyeksi inflasi jangka panjang di level 7,2 persen per tahun berdasarkan data historikal 10 tahun terakhir. Namun, dia mengingatkan, setiap keputusan investasi harus disesuaikan dengan tingkat risiko dari masing-masing pemodal.


Untuk pemodal yang memiliki profil risiko agresif dan tujuan investasi jangka panjang, dia menjelaskan, disarankan untuk tetap berinvestasi pada reksa dana campuran atau reksa dana saham dengan menerapkan konsep "
dollar cost averaging
".


Strategi ini menyarankan kepada investor untuk menempatkan dana ke produk investasi dalam waktu tertentu, misalnya dua pekan sekali, sebulan sekali, atau setahun sekali, yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus.


Selama 10 tahun terakhir jatuh bangunnya pasar modal, dia mengatakan, yang tidak disadari adalah indeks harga saham gabungan (IHSG) masih membukukan rata-rata pertumbuhan lebih dari 25 persen per tahun. Kondisi ini mengajarkan bahwa setiap penurunan tajam di pasar modal merupakan kesempatan emas untuk dapat menambah investasi.


Pada perdagangan pagi ini hingga pukul 10.05 WIB, IHSG kembali menguat 44 poin (1,07 persen) ke posisi 4.145. Sehari sebelumnya, indeks saham turun tajam sebesar 93,8 poin (2,24 persen) ke posisi 4.101. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya