Rupiah Melemah, Waralaba Belajar Pengalaman Krisis 1998

Alfamart kalipasir
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi, Perkuat Komitmen untuk Majukan Esport Indonesia
- Para pengusaha waralaba mencermati pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam kurun dua pekan terakhir dengan perasaan cemas. Meski pengusaha waralaba telah belajar dari pengalaman krisis 1998, pukulan akibat anjloknya rupiah tetap bakal dirasakan bisnis waralaba tertentu.

Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan

"Kami belajar dari pengalaman krisis 1998. Bisnis waralaba kini telah menggunakan produk lokal, tentu tidak terkena dampak pelemahan rupiah. Tapi, kalau yang pakai bahan impor pasti terkena dampak," ujar Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Indonesia, Amir Karamoy, di Jakarta.
Tak Lapor Surya Paloh, Waketum Nasdem Klaim Temui Prabowo Tanpa Wakili Partai


Amir mencontohkan, beberapa bisnis franchise asing yang akan terkena dampak pelemahan rupiah adalah di bidang fashion, salon, dan spa. Apabila rupiah sudah menembus Rp12.000 per dolar AS, para penanam modal akan urung mengalirkan dananya.


"Kalau masih Rp11.000, saya rasa mereka masih bisa jalan. Tapi, kalau sudah Rp12.000, investor akan menunda investasinya," kata Amir.


Menurut Amir, nasib bisnis waralaba, terutama yang berasal dari mancanegara, tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, sebagian besar telah mengandalkan konten lokal sebagai bahan baku.


"Misalnya, beberapa restoran cepat saji menggunakan bahan baku 90 persen produk lokal," kata Amir. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya