Hari Ini Rupiah Menguat Tipis

Tumpukan uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews
Pembunuh Sadis Ibu dan Anak di Palembang Ditangkap, Ini Tampangnya
- Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar AS pagi ini, Selasa 10 September 2013. Berdasarkan data transaksi aktual antar bank, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan Bank Indonesia dipatok Rp11.180 per dolar AS.

Kia Bakal Luncurkan Mobil Listrik Harga Terjangkau Tahun InI

Kurs referensi tersebut menguat tipis dibanding Rp11.188 per dolar AS pada sehari sebelumnya. BI mulai mematok kurs referensi di atas Rp11.000 per dolar AS sejak 4 September 2013.
Florida School Removes 300 Books Containing LGBTQ


Sementara itu, di beberapa bank di Jakarta, kurs jual di PT Bank Central Asia Tbk mencapai Rp11.800 per dolar AS. Kurs beli dipatok Rp11.300 per dolar AS.


Selanjutnya di PT Bank Internasional Indonesia Tbk, kurs jual juga sebesar Rp11.800 per dolar AS, dengan kurs beli Rp11.300 per dolar AS. Di bank pelat merah, kurs jual di PT Bank Mandiri Tbk tercatat Rp11.697 per dolar AS dan kurs beli Rp11.383 per dolar AS.


Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, penguatan tipis rupiah itu di antaranya ditopang membaiknya cadangan devisa. Pada akhir Agustus 2013, cadangan devisa naik tipis dari US$92,7 miliar menjadi US$93 miliar.


"Namun, rupiah diperkirakan masih tertekan karena pelaku pasar menunggu keputusan The Fed mengenai rencana pengurangan stimulus moneter," ujar Ariston kepada
VIVAnews
.


Dia menjelaskan, sekitar dua pekan ke depan, jelang The Fed mengumumkan kebijakan pada 19 September 2013 waktu Indonesia, tekanan terhadap rupiah masih cukup kuat. "Jika Fed memutuskan untuk mengurangi stimulus, akan makin melemahkan rupiah," ujarnya.


Menurut dia, jika kebijakan The Fed itu direalisasikan, bank sentral AS akan melakukannya hingga pertengahan 2014. Sementara itu, di dalam negeri, pelaku pasar masih akan mencermati implementasi empat kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah.


"Karena kan implementasi kebijakan pemerintah untuk mengatasi defisit neraca  berjalan tidak bisa cepat. Minimal, bulan depan baru kelihatan ada perbaikan atau tidak," tuturnya.


IHSG menguat

Selain nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada transaksi pagi ini juga menguat. Hingga pukul 11.35 WIB, IHSG naik 80 poin (1,9 persen) menjadi 4.271.


Analis PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono, mengatakan, hari ini IHSG berpotensi untuk bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. "Kami melihat
upside
untuk jangka pendek relatif terbatas. Kisaran
support-resistance
4.170-4.220," ujarnya.


Dia menjelaskan, faktor lain yang mendorong kenaikan bursa, termasuk di kawasan Asia adalah sentimen terpilihnya Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade 2020. Kegiatan besar seperti Olimpiade dan Piala Dunia biasanya akan menyerap banyak proyek infrastruktur, sehingga mendorong perekonomian negara tersebut maupun regional. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya