Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Rupiah melemah/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?
- Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada pagi ini, Rabu 11 September 2013. Data kurs transaksi aktual antar bank dalam kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang dirilis oleh Bank Indonesia dipatok Rp11.438 per dolar AS.

Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar, Begini Kronologinya

Kurs referensi ini melemah dibandingkan level yang dipatok Rp11.180 per dolar AS pada Selasa kemarin. BI mulai mematok kurs referensi di atas Rp11.000 per dolar AS sejak 4 September 2013.
Terungkap, Lebih dari 400 Ekor Ular Dikerahkan di Prosesi Syuting Film Badarawuhi


Sementara itu, di beberapa bank di Jakarta, kurs jual di PT Bank Central Asia Tbk mencapai Rp11.750 per dolar AS. Kurs beli dipatok Rp11.250 per dolar AS.


Di PT Bank Negara Indonesia Tbk, kurs jual Rp11.700 per dolar AS, dengan kurs beli Rp11.300 per dolar AS. Adapun di PT Bank Mandiri Tbk, kurs jual Rp11.632 per dolar AS, dengan kurs beli Rp11.343 per dolar AS.


Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan, potensi perbaikan terhadap fundamental perekonomian Indonesia diharapkan dapat menguatkan nilai tukar rupiah yang selama ini mendapat tekanan.


Ichsan pun meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan kembali stabil menjelang akhir tahun ini. Ia memperkirakan tahun depan nilai tukar membaik di level Rp10.000 hingga Rp10.500 per dolar AS.


"Kami optimistis nilai tukar rupiah akan menguat kembali di bawah Rp11.000 per dolar AS pada tahun depan. Hal itu karena adanya perbaikan perekonomian," ujar Fauzi kepada
VIVAnews
di Jakarta.


Ia menjelaskan, penguatan tersebut didorong dengan membaiknya perekonomian, yang ditandai berkurangnya defisit neraca pembayaran.


Selain itu, Ichsan melanjutkan, Bank Indonesia diperkirakan mengeluarkan bauran kebijakan moneter dengan kembali menaikkan suku bunga acuan (BI Rate). Upaya ini merupakan langkah untuk memperkuat nilai tukar.


"Jadi, bauran kebijakan BI Rate akan direspons pasar, ekspor minyak dan gas akan meningkat, sehingga neraca perdagangan akan positif dan mengurangi defisit. Kami yakin tahun depan rupiah akan lebih kuat," kata Ichsan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya