Kadin Dukung BI Naikkan Suku Bunga

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2013
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin atau menjadi 7,25 persen. Pelaku industri mendukung adanya kenaikan BI rate.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani, mengatakan bahwa langkah tersebut memang harus dilakukan. Dia beralasan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,8 persen dengan inflasi yang diperkirakan mencapai 9,5 persen hingga akhir tahun.

"Belum lagi ada penguatan ekonomi  di AS dan Eropa, sehingga banyak investor yang sifatnya jangka pendek di pasar modal keluar dari emerging market balik ke sana," kata Rosan seperti yang dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews pada Minggu petang 14 September 2013.

Menurut dia, tindakan yang dilakukan BI sudah tepat karena diharapkan bisa mendongkrak posisi rupiah, walaupun banyak yang berpikir bahwa langkah ini kurang efektif untuk menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. "Suku bunga naik dan aliran dana asing diharapkan bisa masuk lagi ke pasar domestik sehingga menambah likuiditas dolar," kata Rosan.

Di sisi lain, pihak Kadin memperkirakan bahwa dengan naiknya suku bunga acuan akan turut berdampak pada kenaikan suku bunga perbankan. "Dikhawatirkan bahwa pertumbuhan bank akan berkurang, sehingga laju pertumbuhan ekonomi juga akan berkurang karena lending (pinjaman) perbankan, terutama bagi korporasi besar juga akan ditahan," kata dia.

Meski demikian, Rosan menilai bahwa penaikan suku bunga acuan ini dampaknya tidak terlalu besar bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).  “Untuk korporasi yang besar dampaknya akan terasa, tapi untuk yang UKM tidak terlalu terasa, karena sifatnya yang kurang sensitive terhadap penaikan suku bunga itu. Kalau kenaikan hanya 0,25 masih bisa diterima, namun bagi korporasi besar kenaikan segitu saja memang berdampak sangat besar,” terang dia.

Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Ternyata Masih Anak-anak, Bos Akan Diperiksa

Harus Berani

Pemerintah, kata Rosan, harus berani memberikan insentif, relaksasi, stimulus-stimulus, dan berani melakukan terobosan-terobosan yang tidak konvensional seperti  menaikkan suku bunga.

"Pemerintah juga harus memperhatikan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), sehingga pertumbuhan kredit perbankan dapat seimbang untuk mendukung stabilitas industri perbankan dan sistem keuangan, serta pada gilirannya dapat berdampak positif juga bagi sektor riil," kata dia.

Ke depan, tambah Rosan, untuk penguatan rupiah bisa dilakukan dengan ketentuan semua transaksi yang ada di dalam negeri harus menggunakan rupiah. Upaya tersebut bisa mulai dilakukan dari hal-hal yang sifatnya sederhana, seperti  sewa perkantoran yang selama ini masih harus menggunakan dolar. Demikian juga bayar sewa ruangan hotel dengan kurs dolar, semua harus diganti dengan menggunakan rupiah. (ren)

Zulhas Enggan Revisi Aturan Barang Bawaan dari Luar Negeri: Bayar Pajak Dong!
Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

KPU Sebut Gugatan Ganjar-Mahfud yang Singgung Jokowi Salah Sasaran

KPU RI menilai gugatan kubu Ganjar-Mahfud yang menyinggung soal penyalahgunaan kekuasaan Presiden RI Jokowi salah sasaran.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024