Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Pemerintah menghapuskan bea impor kedelai sebesar 5 persen. Menanggapi hal ini, pedagang pasar hanya bisa berharap harga bisa kembali bersahabat.
"Dengan dibebaskannya bea masuk 5 persen, (saya tidak tahu) importir akan menurunkan harga kedelai atau tidak. Ya, kalau saya, sih, berharap semoga harga bisa diturunkan," kata Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, Ngadiran, ketika dihubungi VIVAnews pada Kamis 19 September 2013.
Baca Juga :
Presdir P&G: Konsumen Adalah Bos
"Dengan dibebaskannya bea masuk 5 persen, (saya tidak tahu) importir akan menurunkan harga kedelai atau tidak. Ya, kalau saya, sih, berharap semoga harga bisa diturunkan," kata Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, Ngadiran, ketika dihubungi VIVAnews pada Kamis 19 September 2013.
Ngadiran beralasan bahwa kalau importir berniat baik membantu turunnya harga kedelai, tentu dia pasti bisa melakukannya. Tapi, beda kalau tujuannya untuk menimbun bahan pangan ini. "Tapi, kalau mengumpulkannya sebanyak-banyaknya, paling yang diturunkan hanya sedikit-sedikit," kata dia.
Oleh sebab itu, Ngadiran mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat semacam peraturan. Penghapusan bea impor kedelai tentu akan membuat biaya impor kedelai menjadi turun 5 persen juga dan itu juga akan mengurangi harga jual kedelai per kilogram.
Sebelumnya, pemerintah telah memberikan lampu hijau bagi gabungan koperasi perajin tahu dan tempe Indonesia (Gakoptindo) untuk mengimpor kedelai sebesar 125 ribu ton. Ngadiran sangat mendukung langkah Gakoptindo ini. "Kalau diberi kesempatan impor dan dilakukan tepat waktu, bisalah (menurunkan harga kedelai)," kata Ngadiran. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ngadiran beralasan bahwa kalau importir berniat baik membantu turunnya harga kedelai, tentu dia pasti bisa melakukannya. Tapi, beda kalau tujuannya untuk menimbun bahan pangan ini. "Tapi, kalau mengumpulkannya sebanyak-banyaknya, paling yang diturunkan hanya sedikit-sedikit," kata dia.