Sumber :
- Antara/ Budi Afandi
VIVAnews
- Dalam upaya mengurangi impor kedelai, pemerintah berencana menanam kedelai di atas lahan seluas 100 ribu hektar dalam waktu dekat. Dengan lahan tanam seluas itu, pemerintah yakin dapat menghasilkan tambahan produksi kedelai sebesar 500 ribu hingga 600 ribu ton.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Selasa 1 Oktober 2013, menjelaskan bahwa upaya ini diharapkan dapat meningkatkan suplai kedelai di dalam negeri di masa mendatang.
Baca Juga :
Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Selasa 1 Oktober 2013, menjelaskan bahwa upaya ini diharapkan dapat meningkatkan suplai kedelai di dalam negeri di masa mendatang.
"60 ribu hektare di Aceh, 20 ribu hektare di NTB, sisanya di beberapa daerah. Ini nanti dengan tiga kali panen capaian produktifitasnya dua ton. Produksi harus kita tingkatkan dan secara bertahap harus kurangi impor," ujar Hatta di Kantor Presiden, Jakarta.
Program swasembada kedelai, menurut Hatta, juga terus dilakukan pemerintah.
Salah satu alasan terkait swasembada kedelai belum terwujud adalah keengganan petani untuk menanam komoditas yang menjadi bahan baku tempe tahu ini. Nilai jual kedelai selalu jatuh saat panen, jauh lebih rendah ketimbang komoditas lainnya.
"Petani tidak tertarik kedelai ketika harga dibawah Rp7.000. Maka dengan Rp6.800 per kilogram di petani, mereka lebih tertarik menanam yang lain," kata Hatta.
"Sekarang dengan harga Rp8.000 per kilogram di petani dan Bulog di atas Rp7.000, maka kegiatan (tanam) petani meningkat," imbuh Hatta.
Pemerintah juga berharap upaya menambah areal tanam kedelai ini dapat meredam tekanan harga di komoditas intenasional pada pasar domestik Indonesia. Sehingga kepentingan nasional dapat terpenuhi.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"60 ribu hektare di Aceh, 20 ribu hektare di NTB, sisanya di beberapa daerah. Ini nanti dengan tiga kali panen capaian produktifitasnya dua ton. Produksi harus kita tingkatkan dan secara bertahap harus kurangi impor," ujar Hatta di Kantor Presiden, Jakarta.