Persiapan Hadapi AEC 2015, Tenaga Terampil Konstruksi Ditingkatkan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia : Pembangunan Rusun
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews
Selebgram Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba Karena Isap Rokok Elektrik Rasa Ganja
- Kepala Badan pembinaan konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W.Husaini, Rabu 9 Oktober 2013, menyatakan jumlah tenaga di sektor konstruksi di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2006 berjumlah sekitar 4,7 juta orang, tahun 2010 menjadi 5,7 juta orang, dan tahun 2013 diperkirakan menjadi lebih dari 6 juta orang.

5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf

Hediyanto dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa peningkatan ini seiring dengan bertambahnya nilai investasi di sektor konstruksi. Namun harus diakui dari jumlah tersebut, tidak semuanya merupakan tenaga terampil. Tenaga terampil menurut data tahun 2011 diperkirakan masih sekitar 30 persen dari keseluruhan tenaga kerja di sektor ini.
Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM


Pemerintah berharap pada 2015 tenaga terampil akan meningkat menjadi 60 persen atau mencapai lebih dari 3 juta orang. Hal ini dinilai perlu untuk menghadapi persaingan yang kian berat ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) diberlakukan pada 2015 nanti.


Menurut Hediyanto, untuk mewujudkan hal itu Kementerian PU bersama dengan Pusat pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi akan menyelenggarakan Lomba dan Sarasehan Pekerja konstruksi pada tanggal 8-10 Oktober 2013 di Jakarta.


"Lombanya akan diikuti 123 peserta dari 15 provinsi dengan lembaga dari asosiasi profesi, Paguyuban Mandor dan Tukang/Serikat Buruh konstruksi," ujar Hediyanto.


Hal-hal yang dilombakan menyangkut keterampilan konstruksi yang diperlukan untuk bersaing dengan negara ASEAN lainnya. Dengan demikian, daya saing tenaga konstruksi Indonesia diharapkan semakin meningkat menghadapi AEC 2015.


Selain meningkatkan keahlian para peserta, lomba ini diharapkan bisa menjadi ajang tukar ilmu atau saling mempelajari kemampuan teknis di bidang konstruksi, kemampuan berkomunikasi, team work, manajemen, dan lain- lain. Para peserta nantinya juga akan mendapatkan pembekalan dari para pemangku kepentingan (
stakeholders
) terkait sperti serikat pekerja, pengguna (
users
), lembaga pencetak tukang, SMK, dan Perguruan Tinggi.


Selain lomba, Hediyanto menambahkan, pemerintah juga menyelenggarakan pelatihan dengan berbagai macam variasi model untuk meningkatkan kemampuan SDM di bidang konstruksi. Pelatihan ini bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, asosiasi profesi, dan perguruan tinggi.


Selain itu, pemerintah juga mendorong tumbuhnya lembaga pelatihan di berbagai daerah untuk penyelenggaraan pelatihan dan uji kompetensi.


"Kami juga melakukan penyetaraan kompetensi regional melalui registrasi dan partisipasi tenaga konstruksi pada
Mutual Recognition Arangement on Engineering Services dan Architectural Services
," katanya. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya