Pria Ini Meraup Untung dari Jualan Batu Alam

Batu akik di sentra batu permata Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur,
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus
VIVAnews - Batu alam memiliki pesona tersendiri bagi sekelompok orang, termasuk Jalis. Di mata dia, jenis bebatuan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Fenomenal, 8 Fakta Menarik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Ketika ditemui di Yogyakarta beberapa pekan lalu, pria ini mengaku bahwa telah berjualan batu alam sejak tahun 1989. Tempat berjualan dari tahun 1989 hingga sekarang pun tetap sama, yaitu ada di depan gedung Bank Indonesia, Jalan Pangeran Senopati, Yogyakarta.

"Saya mengambilnya dari Rawabening, Jakarta. Itu tempat grosiran," kata Jalis kepada VIVAnews.

Namun, dia tidak berani mengambil batu yang mahal untuk stok. "Tapi, kalau yang mahal, saya tidak berani stok. Kalau ada pesanan, baru saya berani," kata pria yang tinggal di Wirobrajan, Yogyakarta.

Ketika pertama kali berjualan, modal yang dikeluarkan tidaklah sedikit, yaitu Rp10 juta. Dengan modal sebesar itu, dia membeli ratusan batu-batu alam dari tempat itu, seperti batu akik sulaiman, hati ayam, merah siam, dan kecubung. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp50 ribu hingga Rp4 juta.

"Kalau akik sulaiman harganya Rp10-20 ribu, batu zamrud harganya Rp1 juta, batu arab pirus persia urat (maksudnya, serat) emas harganya Rp250 ribu dan urat besi (serat hitam) harganya Rp400 ribu. Kalau yang biru harganya bisa Rp2-4 juta," kata dia.

Dengan berjualan ini, Jalis bisa meraup untung jutaan rupiah per harinya. Itu pun bergantung pada pasokan batu yang dia punya. "Kalau batu-batunya lengkap, bisa sampai Rp5 juta per hari. Tapi, kalau tidak, ya, Rp1,5 juta," kata dia.

Pendapatannya pun dia gunakan untuk memutar modal dan kebutuhan sehari-hari. "Untuk biaya sekolah anak juga," kata dia.

Selain batu alam, dia juga menjual kalung, bandul, tasbih, dan keris.  Harganya mulai dari Rp15-500 ribu. Lalu, Jalis juga menjual emban-emban (pengait batu supaya menempel di cincin). Bahannya bermacam-macam, mulai dari stainless steel sampai kuningan. Jalis juga menyediakan jasa bongkar pasang batu.

"Bahan kuningan dari Jakarta dan stainless steel dari Jepara," kata pria berusia 44 tahun ini.

Dia juga menggunakan alat untuk mengetahui keaslian batu, yaitu keker. Alat ini bertujuan untuk melihat serat batu yang mencerminkan keasliannya.

Pria yang mulai berjualan dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam ini mengatakan bahwa orang-orang yang membeli batunya berasal dari berbagai daerah, mulai dari lokal hingga wisatawan asing. "Ada orang sini (dalam negeri). Ada juga orang bule. Mereka lebih suka akik jawa (batu akik yang besar). Lalu, ada yang beli untuk dijual kembali (kulakan) di Pasar Malioboro, Purworejo, bahkan Bali," kata dia.

Coba-coba Bikin Mobil Listrik, Xiaomi Dibuat Kaget
Ilustrasi balap liar.

Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak

Viral di media sosial, aksi balap liar di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, atau tepatnya di depan Stadion Patriot Candrabhaga.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024