Tahun Ini, Industri Makanan Minuman Tumbuh Tipis

Kue jajanan pasar
Sumber :
VIVAnews -
Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani memperkirakan kenaikan industri makanan dan minuman di Indonesia tahun ini hanya enam persen. Hal ini berkaca dari penjualan dua komoditas ini saat Lebaran lalu yang melorot.

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

Menurut Franky, penjualan makanan minuman biasanya ada kenaikan 20-30 persen saat menjelang Lebaran, yakni Juni, Juli dan Agustus. "Namun Lebaran tahun ini penjualan hanya naik 10 persen, bahkan ada yang negatif," katanya kepada
Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya
VIVAnews.

Negatif di sini, menurut Franky, bukan berarti merugi. Bisa saja penjualan sebuah perusahaan tidak sesuai dengan produksi yang ditingkatkan menjelang hari raya. Hal ini membuat kurva penerimaan mengalami penurunan.


Franky menyebutkan beberapa faktor penurunan industri makanan minuman tahun ini. Pertama adalah turunnya daya beli masyarakat. Hal ini diduga karena menurunnya harga bahan komoditas ekspor seperti cokelat, sawit, dan berbagai komoditas lain di luar pulau Jawa.


Selain itu, menurut dia, penurunan ini disebabkan juga oleh prioritas masyarakat yang berubah karena Lebaran tahun ini berdekatan dengan waktu masuk sekolah. "Jadi prioritas utamanya adalah untuk sekolah sehingga konsumsi mamin dikurangi," katanya.


Kenaikan harga BBM juga menjadi salah satu pemicu sepinya bisnis ini. Pos pengeluaran untuk transportasi yang merupakan pos primer warga, meningkat. Sebagaian konsumen akhirnya terpaksa mengurangi porsi pos-pos belanja sekunder seperti makanan dan minuman.


"Dengan adanya gejala seperti ini, kami hanya memperkirakan industri mamin bisa tumbuh 6 persen dari tahun lalu yang total nilainya sekitar Rp700 triliun," katanya. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya