PLN Sambut Baik Rencana RNI Bangun PLTA di Sumbar

Nur Pamudji Dirut PLN
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
PT PLN (Persero) menyambut baik rencana PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang berniat membangun pembangkit listrik hidro mini.
Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

"Lumayan, tuh, (PLTA) 22 MW," kata Dirut PLN, Nur Pamudji seusai acara "Malam Penganugerahan Penghargaan Efisensi Energi Nasional 2013", Jumat 6 Desember 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus


Tapi, Nur mengaku belum mendengar langsung rencana pembangunan pembangkit listrik itu dari Dirut RNI, Ismed Hasan Putro. Sebab, sebelum sampai di tangannya, laporan itu melewati divisi energi baru terbarukan perusahaan pelat merah ini.


"Biasanya kalau yang mau membangun PLTA itu, yang menggarapnya kepala divisi energi baru terbarukan, Pak Sofyan (Muhammad Sofyan). Kalau sudah matang, pembicaraan dan feasibility studi sudah, baru mereka bicarakan," kata mantan direktur energi primer PLN itu.


Seperti diketahui, RNI berencana membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mini di Mitra Kerinci, Sumatera Barat. Sayangnya, keinginan itu terjegal oleh syarat yang diajukan pemerintah daerah setempat.


"Pembangunan pembangkit listrik tenaga hidro terhambat karena bupatinya meminta lahan," kata Dirut RNI, Ismed Hasan Putro, pada Kamis malam, 5 Desember 2013 di Jakarta.


Ismed mengatakanbupati Solok Selatan meminta lahan seluas satu hektare di atas perkebunan teh anak usaha RNI. Tapi, RNI tidak bisa memberikannya karena itu lahan milik negara.


"Mereka meminta kompensasi pembelian lahan untuk rumah dinas. Kalau ini diberikan, masyarakat akan meminta," kata dia.


Perusahaan pelat merah ini berniat membangun tiga unit pembangkit listrik hidro mini berkapasitas 23 MW dengan nilai investasi sebesar Rp1,2 triliun. Ismed mengatakan bahwa proses studi kelayakan (feasibility study) sudah rampung dikerjakan, biaya sudah tersedia, dan tinggal menunggu ground breaking. Dengan adanya pembangkit listrik tersebut, BUMN ini bisa menekan biaya produksi.


"Kebutuhan listrik di Sumatera (Sumatera Barat) juga akan terbantu," kata dia.


Namun, sayangnya, mereka harus menunda pembangunannya. RNI menyesalkan sikap pemda setempat yang terkesan tidak kooperatif.


"Seharusnya, pemda kooperatif karena akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi lokal. Mereka ada kepentingan. Kalau kami kasih, masyarakat juga akan meminta. Kalau kami beri, ini akan merugikan negara. Lagipula prosesnya tidak mudah. Harus mengajukan ke Kementerian Keuangan," kata Ismed.


Meskipun terkendala, PLN berjanji akan membantu RNI dalam pembangunannya. "Intinya, kalau mau buat PLTA, kami akan mengerahkan tenaga ahli. Soalnya itu bagus," kata Nur. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya