Ketua Kadin Rusia: Proyek Jalur Kereta Api Kaltim Cukup Sulit

Pembangunan jalur kereta api
Sumber :
  • Antara/ Septianda Perdana
VIVAnews
Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 
- Ketua Dewan Bisnis Rusia, Mikhail Kuritsyn, mengatakan, proyek jalur kereta api yang terbentang sepanjang 191 kilometer di Kalimantan Timur, yang tergolong besar bukan proyek mudah.

Death Toll Rises to 140 in Moscow Terrorism Attack

Sebab, proyek tersebut akan mengubah seluruh sistem perekonomian daerah dan tidak hanya akan memberikan dana tambahan ke kelompok tertentu.
Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer


Demikian ungkapan Kuritsyn yang ditemui VIVAnews pada Selasa, 25 Februari 2014, sebelum dimulai sidang komisi bersama ke-9 Rusia dan Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, dan kerja sama teknis di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan.

Menurut dia, proyek tersebut akan turut mengubah keadaan sosial ekonomi di seluruh daerah, sehingga hasilnya nanti dapat dinikmati juga oleh masyarakat lokal.


"Masyarakat lokal nantinya akan memperoleh lapangan pekerjaan baru dan menikmati perkembangan infrastruktur sosial ekonomi di daerah," ungkap Kuritsyn.


Dia menyebut, salah satu alasan pemilihan untuk membangun jalur rel kereta api di Kaltim, lantaran moda transportasi itu yang memungkinkan dan lebih efektif dalam hal biaya.


"Indonesia memiliki aset besar berupa batu bara yang terletak sekitar 300 kilometer dari pantai. Tetapi, aset itu tidak bisa dimanfaatkan apabila tidak ada teknologi yang bisa digunakan untuk membawa batu bara itu keluar ke stasiun tenaga listrik," ujar Kuritsyn.


Apabila mengangkut menggunakan helikopter, biayanya akan terlalu mahal. Sementara itu, untuk membangun jalan tol pun, Kuritsyn menambahkan, tidak lebih murah.


"Ya, satu-satunya solusi memang harus membangun jalur rel kereta api," kata dia.


Awalnya, ujar Kuritsyn, kemungkinan jalur rel kereta api hanya akan mengangkut batu bara. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan rel tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk mengangkut penumpang dan
general cargo
.


Kesulitan lainnya sehingga menyebabkan proyek ini berlangsung cukup lama, yaitu proses persiapan sebelum nantinya terjun ke lapangan untuk mulai membangun.


"Sebelum mulai bergerak di lapangan, tentu kami harus memikirkan terlebih dahulu perancangan, semua izin harus diproses, konsolidasi pembiayaan, dan pemilihan teknologi. Semua proses itu bisa memakan waktu antara tiga hingga lima tahun," kata dia.


Nilai proyek US$2 miliar

Ditanya nilai proyek yang dibenamkan untuk membangun jalur rel kereta api ini, Kuritsyn menyebut, angkanya menyentuh US$2 miliar atau setara Rp23 triliun.


Di dekat jalur rel kereta api ini, rencananya dibangun banyak industri hilir, pelayanan, pelabuhan,
workshop
, serta infrastruktur di darat dan sungai.


Untuk proses pengerjaan proyek tersebut akan dilakukan oleh JSC Russian Railways dan Kalimantan Railways.


Menurut informasi dari Duta Besar RI untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, proses peletakan batu pertama akan dilakukan dalam waktu dekat.


Dalam kesempatan itu, Kuritsyn menambahkan, yang dibutuhkan pengusaha Rusia dari Pemerintah RI belum tentu selalu dana.


Mereka pun butuh agar pemerintah segera membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, peralatan, dan tenaga ahli yang terampil untuk mempermudah melakukan realisasi proyek di Indonesia.


"Berarti, pemerintah dengan dibantu Dewan Bisnis Rusia-RI dan Kadin Indonesia akan bersama-sama untuk membangun serta merealisasikan hal tersebut. Karena, fungsi kami di sini kan untuk memfasilitasi hal itu bagi pengusaha Rusia," kata dia.


Proyek pembangunan jalur kereta api ini sudah diumumkan sejak dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) pada Februari 2012, antara Gubernur Kaltim, Awang Faroek dengan Direktur Kalimantan Rail PTE Ltd, Andrey Shigaev. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya