Bangun Reaktor Nuklir Baru, Batan Tekno Gandeng BUMN Rusia

Fakta manfaat dan bahaya energi nuklir
Sumber :
  • http://www.gomuda.com
VIVAnews
Gaji UMR Mahal, Restoran di New York Pekerjakan Warga Filipina Jadi Kasir Virtual Lewat Zoom
- PT Batan Tekno berencana untuk membangun reaktor nuklir baru di Indonesia. Perusahaan pelat merah ini akan menggandeng perusahaan sejenis dari Rusia, Rosatom State Nuclear Energy Corporation. Nantinya, reaktor ini akan menggunakan bahan bakar cair.

Segera Dipersunting Rizky Febian dengan Prosesi Ijab Kabul, Mahalini Raharja Bakal Mualaf?

"Kami bekerja sama dengan Rosatom, BUMN Rusia di bidang nuklir. Perusahaannya besar, karyawannya sekitar 160.000 orang, dan mereka sudah membangun reaktor nuklir di Blok Soviet. Teknologi Rusia kami pilih karena bisa mengembalikan
Geger TikTokers Bima Yudha Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Responsnya Dinilai Berkelas
full recovery ," kata Direktur Utama Batan Tekno, Yudiutomo Imardjoko di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 12 Maret 2014.


Yudi, sapaan Yudiutomo Imardjoko, menjelaskan, Rusia yang akan membangun reaktor itu. Perusahaan BUMN Rusia itu, menurut Yudi, juga mengirimkan beberapa karyawannya untuk memberikan standar pengayaan uranium.


Sebelumnya, Yudi mengungkapkan, biaya pembangunan reaktor baru itu mencapai Rp2 triliun. Tetapi, dia meralatnya.


"Kami bisa menghitung ulang. Tidak sampai Rp2 triliun. Cukup dengan US$75,5-80 juta atau sekitar Rp800-900 miliar. Pendanaannya 70 persen berupa
loan
dari Russian Development Bank dan 30 persen dari
equity
," kata dia.


Yudi memaparkan, BUMN teknologi ini nantinya akan memiliki 51 persen saham pada reaktor tersebut, sedangkan 49 persennya dari Rusia. "Nah, yang 30 persen ini kami belum mampu. Makanya, kami mengajak Waskita, Pertamina, dan Dahana untuk investasi," kata dia.


Dia menambahkan, reaktor tersebut akan menggunakan bahan bakar cair dan kapasitas produksi radioisotop sebesar 1.200-1.500 currie per minggu. Sementara itu, daya listrik yang dipakai sebesar 150 kilowatt.


Daya ini lebih kecil ketimbang daya listrik yang dikonsumsi reaktor nuklir di Serpong, Banten, yang sebesar 30 MW. Dia menuturkan, reaktor nuklir dengan bahan bakar cair dianggap lebih hemat ketimbang yang menggunakan bahan padat berupa lempengan.


"Reaktor di Serpong pakai bahan padat berupa lempengan dan perlu diganti setahun sekali. Kalau yang baru, diganti sepuluh tahun sekali," kata dia.


Terkait lokasi, Yudi menjelaskan, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyarankan dibangun di Subang, karena berdekatan dengan fasilitas teknologi milik Dahana.


"Kami memutuskan untuk segera mendapatkan izin di Subang. Kami akan melakukan sampling udara dan meteorologi di Subang. Tapi, ada kendalanya. Produk kami itu juga diekspor dan harus berdekatan dengan bandara. Kalau di Subang, jauh," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya