Meraih Untung dari Bisnis Tempat Penyimpanan Barang

Tempat penyimpanan barang
Sumber :
  • BBC News

VIVAnews - Inggris tidak memiliki industri tempat penyimpanan barang pribadi pada tiga puluh tahun yang lalu. Namun, seperti dikutip dari BBC News, Selasa 15 April 2014, kini negara itu memiliki industri penyimpanan barang pribadi terbesar di Eropa.

"Tempat penyimpanan barang... bisnis ini sangat berbeda dengan pusat perbelanjaan, bukan hotel, bukan fashion, ini bukan bisnis yang seksi," ujar James Gibson, salah satu pendiri Big Yellow Self Storage Company.

Ya, industri tempat penyimpanan barang pribadi memang bukan bisnis seksi yang bisa memikat pengusaha untuk menggelutinya. Tetapi, industri pergudangan terbukti mampu bertahan selama masa resesi berturut-turut.

Berbagai brand seperti SafeStore, Big Yellow dan Access telah menyulap tanah lapang menjadi gudang raksasa berwarna-warni. Ini adalah bisnis yang menghasilkan pendapatan tahunan hingga 500 juta euro atau setara Rp8,5 triliun.

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah



Industri tempat penyimpanan barang pribadi adalah produk dari pergeseran sosiologis besar. Danny Dorling, Pofesor Geografi dari Oxford University mengatakan manusia saat ini memiliki "barang" enam kali lipat lebih banyak dibandingkan generasi sebelumnya.

Barang tersebut seperti pakaian, furniture, produk-produk teknologi, dan pernak-pernik lainnya. Di perumahan penduduk Inggris, barang-barang itu membutuhkan tempat penyimpanan.

Ditambah, naluri masyarakat saat ini untuk menyimpan dan menimbun barang. Ini menjadi kondisi yang sempurna untuk menimbulkan ledakan tempat penyimpanan.

Namun, kondisi itu justru menjadi kesempatan pebisnis untuk memperoleh keuntungan. Mereka mampu membaca potensi untuk menjual ruang kosong dan menjadi jutawan tempat penyimpanan barang.

Salah satunya adalah Rodger Dudding atau dikenal dengan sebutan Mr Lock Up. Dia adalah pengusaha swasta tempat penyimpanan barang pribadi terbesar di Inggris. Dia memiliki lebih dari 12.000 garasi untuk tempat penyimpanan barang pribadi. Diperkirakan portofolio usahanya mencapai 100 juta euro.

Masa-masa sulit dia alami saat pertama kali mendirikan usahanya. Dia harus menunggu seseorang datang kepadanya dan menanyakan dengan sopan identitasnya.

Jika dulu dia berharap ada orang yang akan menyewa garasi miliknya untuk menyimpan mobil, saat ini justru sebaliknya. Dia kebanjiran order penyewaan tempat penyimpanan. 80 Persen garasi miliknya digunakan untuk penyimpanan domestik.



Berbeda dengan Doug Hampson yang memberikan sentuhan modern pada tempat penyimpanan barang yang disewakanya. Dia membuat koridor ruangan bersih dilengkapi dengan pintu yang berwarna cerah.

Doug terpengaruh gaya penyimpanan barang saat dia berada di Amerika Serikat. Menurut sejarah, berkembangnya tempat penyimpanan barang pribadi memang berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Setiap warga AS memiliki akses 7 square feet sebagai tempat penyimpanan.

"Kami ingin membuat pelanggan benar-benar puas, kami menyediakan tempat penyimpanan, tidak ada yang tinggal di dalamnya, dan tidak ada pipa-pipa dalam ruangan itu," ujarnya.

Dia bersama istrinya pada 1979 mendirikan Abbey Self-Storage. Ide awalnya sangat sederhana, Hampson membeli bekas pabrik dan bekas gudang kemudian menyulapnya menjadi tempat penyimpanan.

Sebuah bisnis tempat penyimpanan barang mungkin kedengarannya kurang seksi di mata masyarakat. Tidak seperti berinvestasi di emas, setiap investor tergiur dengan keuntungan dari kenaikan harga emas.

Tetapi, pemilik perusahaan penyimpanan barang itu bisa membaca peluang bahwa semakin sulit dan mahal untuk mendapatkan gedung dan semakin sempitnya lahan membuat bisnis tempat penyimpanan barang pribadi akan dibutuhkan.

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Meskipun ekspansi mereka juga semakin melambat. Satu pelajaran yang bisa diambil dari bisnis ini, yakni jika Anda ingin sukses, Anda harus berpikir berbeda dari pandangan masyarakat pada umumnya.

Toko Alat Musik

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Tujuan dari ekspansi ini adalah untuk meningkatkan pengalaman musik bagi para musisi di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024