Kadin: Akuisisi BTN oleh Mandiri Sebaiknya Ditangguhkan

Pameran properti BTN
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas
- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta kepada pemerintah agar akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk oleh PT Bank Mandiri Tbk sebaiknya ditangguhkan.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Usulan ini dilontarkan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan mulai dari peran BTN sebagai bank pembiayaan perumahan hingga pengaruhnya terhadap masyarakat daerah.
Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam


Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur, di Jakarta, Senin 21 April 2014 mengatakan, BTN yang bisnis intinya pada pembiayaan perumahan mempunyai peran yang jelas.


Natsir menilai, peran BTN terhadap bisnis perumahan juga berdampak luas kepada perekonomian nasional serta di daerah, khususnya pembiayaan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang diperkirakan berjumlah hingga 15 juta unit.


“BTN paling siap dan paham, apa Mandiri siap? Program ini dibangun oleh pengusaha daerah yang banyak tersebar di luar Jakarta, sehingga berdampak luas terhadap pergerakan ekonomi di daerah,” katanya.


Atas pertimbangan tersebut, Kadin meminta menteri BUMN agar perbankan bisa lebih fokus. Misalnya, bank yang khusus mengurusi perumahan, bank industri, bank infrastruktur, industri maritim, bank agribisnis, dan lainnya.


“Selama ini, perbankan kita seperti
supermarket
, banyak produk tidak fokus, akhirnya bersaing tidak sehat. Sementara itu, di Tiongkok saja, ada beberapa bank yang fokus pada sektor tertentu,” ujarnya.


Menurut Natsir, kebutuhan perumahan dilindungi oleh Undang Undang Dasar 1945. Untuk itu, pemerintah seharusnya menyiapkan minimal satu bank pemerintah yang siap menampung kebutuhan KPR masyarakat berpenghasilan rendah.


Dia menuturkan, seharusnya dibuatkan juga skema khusus bagi segmen
non-bankable
dan tidak memikirkan kebutuhan secara umum.


Spesialisasi perbankan, dia menambahkan, khususnya untuk perumahan masih diperlukan. Upaya ini karena pembangunan perumahan skala menengah ke bawah juga banyak berada di luar Jakarta dan dibangun oleh para pengusaha daerah.


“BTN sudah 15 tahun membantu pergerakan ekonomi daerah melalui pembiayaan pembangunan perumahan. Jika pengembangannya bagus, perbankan khusus perumahan itu juga bisa menjadi bank yang semakin besar seperti yang diharapkan,” ujar dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya