Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Fluktuatifnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat beberapa waktu belakangan ini memicu turunnya harga lahan untuk kawasan industri yang dipatok dalam rupiah. Namun, jika dihitung dalam dolar, harga lahan mengalami kenaikan.
Senior Associate Director Cushman & Wakefield Indonesia, Wira Agus, ditemui di Jakarta, Selasa 22 April 2014 mengungkapkan, pada kuartal pertama tahun ini, harga lahan kawasan industri menjadi sekitar Rp1,87 juta per meter persegi atau turun 1,6 persen dari kuartal sebelumnya.
Baca Juga :
Guru dan IRT Jadi Korban Pinjol Ilegal Terbanyak, OJK: Cek Legalitas dan Logis Sebelum Pinjam
Senior Associate Director Cushman & Wakefield Indonesia, Wira Agus, ditemui di Jakarta, Selasa 22 April 2014 mengungkapkan, pada kuartal pertama tahun ini, harga lahan kawasan industri menjadi sekitar Rp1,87 juta per meter persegi atau turun 1,6 persen dari kuartal sebelumnya.
"Tapi dalam satuan dolar Amerika Serikat harga jugal naik 5,1 persen dari kuartal sebelumnya menjadi US$164 per meter persegi," katanya.
Dia menjelaskan, secara keseluruhan harga lahan untuk kawasan industri tetap normal. Namun, dia memperkirakan pasar akan melemah hingga pertengahan tahun ini.
Menurutnya, meskipun pertumbuhan harga akan tertekan, tetapi biaya servis dan pemeliharaan diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan biaya operasional kawasan industri.
Wira mengungkapkan, pertumbuhan kawasan industri yang paling besar berada di sekitar Cibinong. Sementara itu, imbuhnya, kawasan industri di Bekasi dan Karawang belum terlihat adanya tambahan pasokan.
Dia memaparkan, hingga semester pertama tahun ini, penambahan kawasan industri diperkirakan hanya 100 hektare. Sedangkan hingga akhir tahun pasokan lahan kawasan industri diperkirakan hanya 200 hektare. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Tapi dalam satuan dolar Amerika Serikat harga jugal naik 5,1 persen dari kuartal sebelumnya menjadi US$164 per meter persegi," katanya.