Jasa Marga Gandeng Tiga Perusahaan Tol Asing

Dirut Jasa Marga Adityawarman
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Momen Ketua MK Semprot Kuasa Hukum KPU yang Puji-puji Hasyim Asy'ari
- PT Jasa Marga Tbk menggandeng tiga perusahaan tol swasta asing dari tiga negara untuk mengembangkan jalan bebas hambatan di Indonesia. Ketiga perusahaan ini berasal dari Jepang, Korea, dan Malaysia.

Kubu Ganjar-Mahfud Tidak Terima Gugatannya ke MK Disebut Salah Sasaran oleh KPU

Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman,  dalam siaran persnya, Rabu 23 April 2014, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan mereka pada Forum bisnis konferensi REAAA (Road Engineering Association of Asia and Australia) di Nusa Dua, Bali, Selasa kemarin.
Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK


Adit menjelaskan, ketiga pihak asing itu adalah West Nippon Expressway Company Limited dan Japan Expressway International Company Limited dari Jepang,  POSCO Engineering & Construction Co., Ltd dari Korea, dan CMS Works International Limited dari Malaysia.


Dia menyebut, meski Jasa Marga adalah pemimpin pasar di industri tol Indonesia, untuk membangun dan mengembangkan tol di Indonesia, tetap diperlukan kerja sama dengan pihak lain.


"Kita bisa belajar dari mereka, sekaligus transfer ilmu teknologi terkini di bidang industri jalan tol," katanya.


Ia memberikan contoh, Jepang dikenal memiliki keunggulan teknologi tol di atas laut sehingga Indoneisa perlu belajar dari mereka. Ditambahkannya, perusahaan-perusahaan ini akan digandeng tapi tetap komposisi Jasa Marga sebagai mayoritas.


Adit memberikan contoh, pada tahap awal ada peluang mengajak swasta Korea Selatan untuk membangun tol Menado-Bitung. "Kami mendapat dukungan dari Pemrov Sulawesi Utara dan ada kemungkinan ini inisiatif Jasa Marga untuk membangun tol," katanya.


Sementara itu, untuk swasta dari Malaysia akan diajak bekerja sama untuk pembangunan tol Kunciran-Cengkareng dan pendukung tambahan di ruas Daan Mogot - Cengkareng sepanjang 3,45 kilometer. Sedangkan perusahaa Jepang, kemungkinan diajak untuk proyek tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. "Kami baru menang tender di situ," ujarnya.


Adit menambahkan, intinya dengan menggandeng swasta asing ada transfer teknologi, sehigga diperoleh efisiensi misalnya biaya konstruksi yang lebih kompetitif.


"Angka pastinya belum dibicarakan, tetapi secara perseroan ekuitas kami Rp10-15 triliun dan ini bisa menghasilkan pinjaman sindikasi perbankan hingga Rp60 triliun," tuturnya. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya