Sumber :
- Wikipedia/Taxiarchos228
VIVAnews -
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan, kereta cepat Jakarta -Surabaya hingga saat ini masih dalam permbuatan studi kelayakan. Pemerintah juga belum memutuskan teknologi negara mana yang akan dipakai.
Ditemui di Jakarta, Kamis 10 Juli 2014, dia mengatakan ada tiga negara yang dijadikan pilihan teknologi kereta yang akan mempunyai lintasan 700 kilometer tersebut. "Ada 3 besar, (Benua) Eropa, China, dan Jepang. Itu yang paling besar saja. Kalau variannya ada Korea, Spanyol, dan Jerman. Tetapi secara garis besar ya tiga itu," katanya.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Ditemui di Jakarta, Kamis 10 Juli 2014, dia mengatakan ada tiga negara yang dijadikan pilihan teknologi kereta yang akan mempunyai lintasan 700 kilometer tersebut. "Ada 3 besar, (Benua) Eropa, China, dan Jepang. Itu yang paling besar saja. Kalau variannya ada Korea, Spanyol, dan Jerman. Tetapi secara garis besar ya tiga itu," katanya.
Dia mengakui, Kementerian belum bisa memutuskan meski studi kereta cepat ini didanai Jepang. Kemenhub, kata dia, masih fokus pada penentuan spesifikasi umum terlebih dahulu.
Beberapa yang diperhatikan menurutnya adalah bentuk fisik kereta, kecepatan yang diinginkan, dan tingkat keandalan. Pemerintah juga masih berkutat pada hal-hal umum, seperti pemilihan koridor.
Beberapa waktu lalu, ada opsi kereta cepat akan melayani koridor Jakarta-Bandung. Namun, biayanya semakin mahal. "Akhirnya Jakarta-Surabaya secara utuh. Masalah dia mau lewat mana itu nomor dua," katanya.
Dia menjelaskan, pembangunan kereta cepat di semua negara memang ditujukan untuk menghubungkan dua kota dengan kegiatan ekonomi terbesar. Dan, menurutnya, dua kekuatan ekonomi terbesar di Indonesia adalah Jakarta dan Surabaya. (umi)
Halaman Selanjutnya
Dia mengakui, Kementerian belum bisa memutuskan meski studi kereta cepat ini didanai Jepang. Kemenhub, kata dia, masih fokus pada penentuan spesifikasi umum terlebih dahulu.
