VIVAnews - Defisit 2010 diperkirakan bisa mencapai 1,6 - 1,7 persen jika tak ada kenaikan harga eceran bahan bakar minyak, seperti solar dan premium pada tahun depan.
Dalam Panja Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis malam 11 Juni 2009, disepakati defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010 sebesar 1,3 persen atau Rp 77,147 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dalam kebijakan Rancangan APBN 2010 awalnya harga minyak disusun dengan asumsi US$ 45 per barel, sehingga defisit menjadi Rp 1,3 persen. Ternyata dalam perubahan asumsi harga minyak menjadi US$ 50 - US$ 70 per barel.
Menurut dia, dalam postur 2010 terdapat perhitungan yang cukup ditail dan konsisten mengenai harga minyak, implikasi subsidi, dan postur defisitnya. Untuk pemerintah melakukan kajian dan penilaian terhadap kemungkinan hal yang paling aman.
Ini karena pada 2010 sebaiknya tidak ada ketidakpastian karena perbedaan harga kalkulasi asumsi dan harga realisasi. "Kami akan usahakan defisit tidak sebesar itu (1,7 persen)," katanya.
Panja RAPBN meminta agar kebijakan subsidi dilakukan dengan melakukan penyesuaian harga jual eceran BBM dalam negeri mendekati harga keekonomian. Tentunya dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan kemampuan keuangan negara. Penggunaan BBM bersubsidi dibatasi hanya pada sektor rumah tangga, usaha kecil, perikanan, nelayan, transportasi, dan pelayanan umum.
Penetapan asumsi harga minyak merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena fluktuasinya berubah-ubah. Tahun lalu harga minyak dunia pernah mencapai puncak US$ 147 per barel pada Juli 2008, dan anjlok di bawah US$ 40 pada awal tahun, dan sekarang harga minyak mencapai US$ 70 per barel. hadi.suprapto@vivanews.com
Media Asing Beri Julukan untuk Timnas Indonesia U-23: Tim Pengacau
Media asing asal Prancis, Lucarne-opposee memberi julukan khusus bagi Timnas Indonesia usai tampil gemilang di Piala Asia U23.
