Kapasitas Bandara Soekarno-Hatta Terbatas

Kepulauan Seribu Jadi Alternatif Bandara Baru

VIVAnews - Daya tampung bandara Soekarno-Hatta diperkirakan tidak akan mencapai target 100 juta penumpang per tahun, sehingga perlu membangun bandara baru di luar Soekarno-Hatta.

Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II Edie Haryoto, perkembangan bandara Soekarno-Hatta tumbuh dari tahun ke tahun. Pada 2006, jumlah penumpang 34 juta, kemudian menjadi 42 juta pada 2007, dan 46 juta pada 2008. Bandara tersebut merupakan kontributor paling besar dalam hal jumlah penumpang karena di atas dua juta penumpang per tahun. "Tetapi sulit untuk mencapai 100 juta penumpang," kata dia di Jakarta, Selasa 23 Juni 2009

Edie menuturkan, agar bandara Soekarno-Hatta bisa melayani 100 juta penumpang per tahun, perlu penambahan lahan seluas 1.400 hektare lagi. Sementara itu, pembebasan lahan sangat sulit dan membutuhkan banyak biaya.

Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients

"Perluasan bandara Soekarno-Hatta menjadi 3.300 hektare akan sulit, lebih baik ada bandara baru di sekitarnya," ujarnya.

Dari situ, kata dia, pihaknya akan mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun bandara alternatif di sekitar Jakarta. Selain itu, pihaknya mengusulkan rencana pengembangan Soekarno-Hatta yang diperkirakan enam terminal diperluas menjadi empat terminal saja dan menurunkan target penumpang dari 100 juta menjadi 65 juta penumpang, serta mengurangi target jalan tol.

Edie mengakui, jika ada bandara baru yang representatif, jajaran kepulauan seribu ideal menjadi bandara baru. Pasalnya, kawasan kepulauan tersebut relatif siap dibangun. "Kita tinggal menambah jembatan, jalan tol dan angkutan umum seperti metro," kata dia.

Dirinya mengilustrasikan, bandara Singapura dibangun dengan merelokasi pantai. "Kalau kita mau, tinggal bangun saja,".

Edie mengatakan agar lebih valid, pihaknya akan melakukan studi kelayakan pembangunan bandara baru. Selanjutnya, hasilnya akan dipresentasikan kepada pemerintah. "Nanti dari studi diketahui lokasi terbaik dan bagaimana prosesnya. Ini juga membutuhkan waktu," katanya.

Hasil studi ada pada 2010, proses penggodokan bandara baru kemungkinan ada terjadi dalam 10 tahun. "Harus memperhitungkan pengembangan kawasan, tata ruang, dan sebagainya," ujar Edie.

antique.putra@vivanews.com

Prabowo Subianto

Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping

Menteri Pertahanan juga pemenang Pilpres 2024 Prabowo Subianto akan mengunjungi Beijing China, pada 31 Maret-2 April 2024. Prabowo dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024