BUMN Minta Harga Newmont Dikaji Lagi

VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil menuturkan Kementerian meminta agar pembelian 14 persen saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara seharga US$ 493,6 juta dikaji kembali.

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres

Langkah itu dilakukan, jika pemerintah menunjuk salah satu perusahaan BUMN untuk membeli saham perusahaan tambang tersebut.

Padahal, harga ini sudah turun 36,4 persen dari harga semula. Awalnya Newmont mematok harga US$ 426 juta untuk 7 persen saham 2008 dan US$ 348 juta untuk 7 persen saham 2009. Sehingga, total harga yang ditawarkan Newmont US$ 774 juta. 

"Harganya ini kan harga referensi," kata Sofyan Djalil usai menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara PT Pelindo II dengan Pemerintah provinsi Jambi, di gedung Departemen Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat, 31 Juli 2009.

Menurut Sofyan, penilaian kembali nilai beli saham tersebut merupakan hal biasa dalam bisnis BUMN. "Tentunya akan dilihat pada
harga berapa yang paling tinggi," ujar dia seraya memastikan kemampuan BUMN membeli saham Newmont tidak ada masalah.

Sofyan mengatakan, keputusan jadi tidaknya BUMN membeli saham Newmont harus menunggu keputusan resmi yang akan disampaikan Menteri Keuangan atau Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. "Kalau BUMN diberi kesempatan, kita siap saja asal harganya cocok," ujar dia. hadi.suprapto@vivanews.com

Ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit.

Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Tanda dari kondisi sekarat umumnya bisa terlihat dari perubahan pada tubuh entah wajah, mata atau bahkan pembicaraan yang kadang dirasa aneh oleh keluarga.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024