VIAVAnews - Harga emas di bursa komoditas New York, Nymex, terus menguat tajam mendekati level 1.000 per ons. Untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir atas kekhawatiran investor mengenai keberlanjutan pemulihan ekonomi global.
Kecemasan inflasi membuat investor memilih menanamkan investasinya di emas. Selain itu, ketakutan inflasi yang lebih besar membuat investor merasa aman memegang emas.
Pada pukul 11.30 WIB, harga emas terpantau menguat US$ 2,00 menjadi US$ 998,70 per ons. Angka ini merupakan angka tertinggi sejak Februari. Saat itu harga emas menyentuh US$ 1.000.
Sedangkan kontrak emas berjangka untuk pengiriman Desember sempat menyentuh US$ 1.000 sebelum akhirnya turun ke US$ 999 per ons. Kontrak di tutup US$ 996,70 pada Jumat pekan lalu waktu Amerika.
"Emas futures terus melaju melewati US$ 1,000, maka harga spot tidak bisa jauh di belakangnya," kata Sandra Close, analis di Surbiton Associates, seperti ditulis laman Monexnews.
"Kenaikan harga emas ini dikarenakan kekhawatiran semua pihak mulai terhadap perekonomian dunia."
Beberapa analis mengatakan tingginya harga emas merefleksikan ketidakpastian di pasar tentang bagaimana bank sentral akan melepaskan diri dari stimulus fiskal yang bertujuan membangkitkan pertumbuahn ekonomi.
Namun, kenaikan harga ini tidak dibarengi volume transaksi emas yang banyak. Para trader menyebutkan volume tidak banyak dan kontrak dengan cepat turun setelah menyentuh level utama.
"Saya kira level tinggi ini akan memicu aksi jual, dan sulit bagi emas tetap berada pada level US$ 1.000."
Sedangkan harga emas nasional, di logammulia.com, hari ini berada pada level Rp 331 ribu per gram.
hadi.suprapto@vivanews.com
Profil Putri Isnari, Pedangdut yang Dilamar Anak Pengusaha dengan Uang Panai Rp2 M
Putri Isnari atau yang akrab disapa Putri DA, yang dikenal sebagai runner-up D'Academy Musim Keempat, saat ini tengah memasuki babak baru dalam kehidupannya.
